PERT • Tari Tradisional Suku YALLENANG

Pert merupakan seni tari tradisional yang diprakarsai dan ada sejak nenek moyang yang tumbuh dan hidup dalam kalangan masyarakat suku Yallenang di dataran tinggi pegunungan Timur Provinsi Papua.


Tarian Pert sebagai seni tari yang menggunakan gerakan (Sunukto) seluruh tubuh dan Perhiasan Tari (Kuria) dan nyanyian yang dilakukan di tempat tertentu dan pada waktu tertentu untuk mengekspresikan perasaan, niat, dan pikiran.

Tidak sembarangan untuk melakukan Tarian ini Karena diyakini memiliki nilai-nilai luhur dan spiritualitas yang dijunjung tinggi. Tarian ini dihasilkan dari kombinasi berbagai elemen, yakni tubuh, ritme dan rasa yang mendorong perasaan manusia yang membentuk maupun menyatakan ekspresi dalam bentuk gerakan dan nyanyian. 

Gerakan-gerakan pada Pert merupakan estetika yang ekspresif. Agar tariannya bisa harmonis, ada unsur-unsur yang menyatukan perasaan, niat, dan pikiran manusia. Sehingga elemen anggota tubuh dapat berkecimpung membentuk gerakan tarian seperti berdiri, terhubung, maupun bersambung, berjalan, dan berputar.

Tarian Pert hanya dilakukan oleh para Penari Pria sebagai ekspresi jiwa manusia melalui gerakan ritmis maupun lagu yang dinyayikan dalam tarian ini sehingga dapat memicu rangsangan emosional dan cetusan rasa serta lentungan yang akan amat terlihat.

Penari pria memakai koteka yang menutupi bagian vital dengan menampilkan guratan motif simetris berwarna putih, hitam, hijau merah dan ungu di badan, kaki dan wajah. Kepala mereka berhiaskan mahkota serta noken yang digantungkan dari belahan bahu menjulang ke belakang, dilengkapi dengan sebuah panah dan busur di genggaman tangan. Semarak gendang dan tarian membuat suasana semakin anggun.

Segerombolan Pria berbaris lurus bahkan berdiri melingkar berbentuk huruf O dan menari sembari bernyanyi, kemudian diiringi dengan siul. Untuk mengatur gerakan para penari Pria akan menyampaikan pesan yang diinginkan dalam irama lagu dan gerakan.

Alat Perhiasan (Kuria)
  • Mo'um (digantungkan bagian belakang).
  • Winang Hong (perhiasan dari hewan) yakni : Qwelep (Cenderawasih), Kuplak, Serekelne, Tumel, Bopsan, Uong Winang (Burung Merah). Kam Pokh (Kulit Anjing), Mana Pokh (Kulit Kusu), Puss Pokh (Kulit Kucing), Qiu Pokh (Kulit Burung).
  • Solom Akh, (Noken asli tanpa variasi), Likna Akh (Noken Berwarna).
  • Warna Motif di tubuh yaitu : Likna (Hijau dari Daun), Hao (Putih dari Abu), Mouk (Ungu Tua dari Buah), Piri (Hitam dari Arang), Uong (Tanah Merah).
  • Whou (Tifa/Gendang).
  • Panah Busur (Yin, Puss, Mall, Pee'i).
  • Sompola (Taring Babi).

Seno R. Pusop 
Penulis

Komentar

Kampung Bersejarah di Perbukitan Pinia • Kabupaten Yahukimo Papua

Etnisitas Berbahasa Kwaneng/Boneng

Perbukitan Pinia Menyimpan Nafas Leluhur: Kampung Bersejarah di Jantung Papua

Kosarek Valley: Sepenggal Surga di Pegunungan Papua