Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Masa-Masa Awal Kehidupan

Gambar
Senin pagi di bulan Januari 1997 tertanggal 17 itu bermula di pinggiran Pegunungan Timur, Kampung Kosarek. Sebagaimana hari senin biasanya. Aku di lahirkan di sana dan aku mengenal baik hiruk-pikuk kehidupan di tempat itu. Terdengar suara anak-anak yang bermain di jalan bercampur dengan riuhnya salakan babi-babi dan anjing-anjing serta ayam-ayam. Aku sedang menikmati mandi seninan ku di atas loyang yang halus di dapur rumah petak kami. Kami hanya mengenakan celana pendek dan baju kaos. Angin dari lembah bagian lapangan terbang yang bertiup tampaknya enggan mengenai seluruh tubuh ku saat Ibu melabkan dengan sebuah handuk bertulisan UCU.  SSB (Single Side Band) di salah satu sudut ruangan yang nyaris tanpa isi itu menambah semacam iringan untuk acara dengar-dengaran kami. Ayah mematikan SSB itu sebentar saat datang khidmat dari jam 11 terdengar dari SBB. Aku, di usia 3 tahun, lebih tertarik dengan bunyi permainan dari jalanan daripada suara SSB yang berdengung. “oh” seru ibuku sa...

Perbukitan Pinia Menyimpan Nafas Leluhur: Kampung Bersejarah di Jantung Papua

Gambar
Di jantung Papua, di sebuah tempat tinggi yang seolah menyentuh langit, terbentang perbukitan Pinia, sebuah kawasan purba yang terletak di ketinggian 3.500 meter di atas permukaan laut. Pinia dikepung oleh dua gunung agung: Inin di selatan dan Sevem di utara. Di sisi timurnya, pegunungan Fola membuka celah menuju hamparan dataran lembah Lolin, sementara ke arah barat, siluet gunung-gunung kehitaman menjulang, mengabarkan jarak dengan Lembah Baliem yang bersembunyi di balik punggungnya. Pagi hari di Pinia adalah puisi yang hidup. Matahari muncul perlahan dari celah-celah Fola, menembus kabut dan menyentuh pucuk perbukitan Mingkifu, puncak yang mengawasi Pinia dari atas. Cahaya pagi memandikan dua gunung sekitarnya dalam kemilau hangat, memantul di lembah kali Sesom, seolah sang surya menuruni tangga langit untuk menyapa bumi. Udara pagi begitu sejuk dan bersih, menggantikan dinginnya malam dengan pelukan hangat sinar mentari. Tak ada permulaan hari yang lebih indah daripada duduk sejena...

Negeri Seribu Satu Sejarah di Perbukitan Pinia

Gambar
Ada sebuah negeri di sudut timur Papua, di mana langit lebih biru dan angin lebih bijak. Di sanalah Pinia, perbukitan yang tak sekadar menggugah mata, tapi juga menggetarkan jiwa. Di hamparan Folmimpi yang membentang megah, setiap lekuk bukit, desir angin, dan jejak kaki manusia menyimpan cerita panjang—kisah tentang peradaban Meck yang telah mengalir melampaui zaman. Safari ini bukan sekadar perjalanan kaki. Ini adalah ziarah nurani. Sebuah langkah pelan menelusuri jejak sejarah, meresapi denyut masa lalu, dan menyingkap rahasia peradaban yang dahulu hidup dari satu dongeng ke dongeng lain, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Seperti yang pernah dituturkan oleh seorang filsuf Yunani yang terkenal Cicero : "Historia est Magistra Vitae " (Sejarah adalah Guru Kehidupan). Ungkapan kuno itu menemukan maknanya di Pinia. Di negeri atap awan ini, sejarah tidak dibukukan, tetapi dihirup, diraba, dijalani. Ia bukan sekadar narasi, melainkan napas yang masih berembus melalui nya...

Kosarek Valley: Sepenggal Surga di Pegunungan Papua

Gambar
Setiap manusia menyimpan kerinduan terdalam untuk kembali, bukan sekadar pulang secara fisik, melainkan menyentuh kembali tanah tempat kehidupan pernah bermula. Ada sesuatu yang sakral saat kita menginjakkan kaki di tempat kelahiran, tempat di mana tangis pertama bertemu dunia, dan di mana rahmat pertama kali menyelimuti tubuh kecil yang baru mengenal udara. Perjalanan ini bukan sekadar lintasan geografis menuju lembah kecil bernama Kosarek. Ia adalah panggilan pulang yang datang dari jauh, menembus waktu, menelusuri jejak para perintis, dan menjawab bisikan sunyi dalam jiwa yang selama ini menanti untuk kembali. Kosarek Valley mungkin tampak seperti dusun mungil di mata dunia, namun bagi kami, ia adalah tempat di mana sejarah keluarga berakar, iman dipupuk, dan kasih Tuhan dinyatakan sejak generasi awal. Di tanah ini, kisah hidup tak hanya ditulis dengan tinta, tetapi dengan air mata, peluh, dan doa-doa yang membubung dari gubuk-gubuk sederhana menuju langit. Melalui catatan anjangsan...